Jakarta – Asosiasi Ilmu Alquran dan Tafsir (AIAT) se-Indonesia memantapkan komitmennya untuk mengembangkan edukasi tafsir yang relevan dengan ke-Indonesia-an. Komitmen itu diteguhkan dalam 2^nd Annual Meeting di Gedung Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, Selasa (7/11).

Menurut Ketua AIAT, Sahiron Syamsuddin, melalui kerjasama dan jejaring yang baik, AIAT berencana mengirimkan para kader tafsir, yang salah satunya dapat diakomodir melalui Forum Komunikasi Mahasiswa Tafsir Hadis se-Indonesia (FKMTHI), ke seluruh bilangan negeri.

“Hal itu dimaksudkan agar dapat menjangkau wilayah-wilayah yang memang membutuhkan tenaga pendamping dan pengajar terkait wawasan tafsir untuk menjawab tantangan global. Jadi dengan demikian, kita tetap dapat move on tanpa kehilangan identitas kultural”, katanya.

Dalam kesemptan yang sama, AIAT juga mengupayakan edukasi kajian tafsir Alquran melalui sistem daring. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan para pengkaji Alquran dalam mengakses beragam literatur seputar ilmu-ilmu Alquran dan tafsir maupun kajian tafsir itu sendiri. Oleh sebab itu, usulan agar AIAT dapat membangun sistem informasi daring yang terpusat seputar kajian Alquran dan tafsir mendapat dukungan mutlak, baik dari jajaran pengurus maupun anggota pada umumnya.

AIAT selalu berupaya untuk menjadi rumah bersama bagi para pegiat studi Alquran dan tafsir di Indonesia. Problem-problem yang menggurita di setiap lembaga kajian tafsir, baik formal maupun non-formal, dipersilahkan untuk dipecahkan bersama AIAT. Untuk itu, Sahiron menegaskan bahwa menjadi anggota AIAT bukan berarti harus berasal dari kalangan akademisi, tetapi juga masyarakat pada umumnya. (Anwar/Yahya)