Event

Alquran sebagai Syifa’ (Obat)

7401 0 5 Juni 2020
Penulis
Tidak ada bio

Telah disepakati di kalangan ulama bahwa Alquran pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw pada Lailatul Qadr di Bulan Suci Ramadan. Hal ini didasarkan pada Q.S. al-Qadr: 1 dan Q.S. al-Baqarah: 185. Sebagian besar ulama berpandangan bahwa Lailatul Qadr saat itu terjadi pada malam 17 Ramadan. Dalam rangka memperingati Nuzulul Qur’an ini, marilah kita merenungi Q.S. al-Isra’: 82 yang menyebutkan fungsi Alquran sebagai syifa’ (obat) dan rahmah (kasih sayang). Namun, artikel singkat ini hanya akan membahas fungsi Alquran sebagai syifa’ (obat).

Obak Penyakit Ruhani

Fakhr al-Din al-Razi menafsirkan ayat tersebut dengan mengatakan bahwa Alquran itu obat, baik bagi penyakit-penyakit ruhaniah (al-amradl al-ruhaniyah) dan penyakit jasmani (al-amradl al-jusmaniyah). Penyakit ruhaniah, menurutnya, terbagi menjadi dua macam: (1) keyakinan-keyakinan yang keliru (al-i‘tiqadat al-bathilah) dan (2) prilaku-prilaku yang tercela (al-akhlaq al-madzmumah). Adapun penyakit jasmani/fisik adalah segala bentuk penyakit yang disebabkan oleh bakteri dan, atau virus (al-Razi, Mafatih al-Ghaib, 21:35). Alquran berfungsi mengobati penyakit-penyakit ruhaniah karena di dalamnya terdapat keterangan dan argumentasi, baik untuk membantah kayakinan-keyakinan kegamaan yang keliru maupun untuk ‘mengobati’ prilaku-prilaku tidak baik yang di antaranya adalah penyakit hati. Terkait dengan kekeliruan keyakinan politeistik, misalnya, Alquran menyampaikan pada Q.S. 21: 22: “Jika seandainya ada tuhan-tuhan selain Allah pada keduanya (langit dan bumi), tentu keduanya telah rusak ...” Ketika umat manusia itu dihinggapi oleh penyakit prikaku buruk, seperti kesombongan, iri hati, serakah, dan kikir dll., Alquran dapat berfungsi sebagai obat penawar bagi semua penyakit tersebut. Adapun ‘Metode pengobatan’ yang dilakukan oleh Alquran cukup bervariasi dan bertahap.  Untuk mengobati penyakit kikir, misalnya, Alquran menyampaikan tahapan-tahapan peringatan, mulai dari yang paling sederhana hingga yang paling menakutkan. Dalam Q.S. al-Lail: 8-10 Alquran hanya memberikan peringatan bahwa orang kikir itu akan mengahadapi kesulitan. Pada tahapan berikutnya, Alquran menerangkan pada Q.S. Muhammad: 38 bahwa orang kikir itu sebenarnya kikir pada dirinya sendiri. Selanjutnya, Q.S. Ali Imran: 180  memberikan peringatan cukup keras bahwa harta-harta yang disimpan karena kekikiran itu akan dikalungkan di (leher) orang-orang kikir pada Hari Kiamat. Pada tahapan terakhir, Alquran menegaskan pada Q.S. al-Nisa’: 37 bahwa orang-orang kikir akan mendapatkan siksaan di akhirat nanti. Selain bentuk peringatan dengan tahapan-tahapan tersebut di atas, Alquran mengobati penyakit kikir tadi dengan menyampaikan kelebihan dan keutamaan sifat dermawan. Q.S. al-Baqarah: 261, misalnya, mennyebutkan bahwa orang yang berinfak di jalan Allah itu akan mendapatkan pahala hingga 700 kali lipat, dan bahkan bisa lebih dari itu.  

 

Obat Penyakit Jasmani

Selain fungsinya sebagai obat penyakit ruhaniah, Alquran juga dipercaya oleh sebagian ulama sebagai obat bagi penyakit jasmani. Al-Razi, mislanya, mengatakan, “Mengambil berkah dari bacaan Alquran bisa menyembuhkan penyakit-penyakit jasmani.” (al-Razi, Mafatih al-Ghaib, 21:35). Terkait dengan hal ini, ada sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Sa’id al-Khudri, bahwa sekolmpok Sahabat Nabi mengadakan perjalanan dan ketika sampai di sebuah perkampungan mereka meminta untuk dijamu, tetapi tak seorangpun memberikan tanggapan terhadap permintaan sahabat tersebut. Selang beberapa saat, salah seorang di antara penduduk itu bertanya kepada mereka, “Adakah di antara kalian yang bisa me-ruqyah karena pimpinan kami tersengat binatang dan demam?” Salah seorang sahabat lalu menjawab, “Ya, ada.” Lalu dia mendatangi pimpinan kampung tersebut dan membacakan Surat al-Fatihah, dan ia pun menjadi sembuh. Sahabat yang mebacakannya itu lalu diberi seekor kambing, tetapi ia menolaknya. Konon, ia baru mau menerima hadiah itu setelah Nabi Muhammad Saw memperbolehkannya. (H.R. al-Bukhari dan Muslim). Contoh lain dapat ditemukan di dalam karya Jalal al-Din al-Suyuthi bahwa ayat salamun qawlan min rabbin rahim bila dibaca sebayak 280 kali setiap hari, maka orang yang membacanya insya Allah akan selamat dari wabah penyakit  (al-Suyuthi, al-Rahmah fi al-Thibb wa al-Hikmah, 115). Wallahu a‘lam.

Komentar (0)

Tidak ada komentar