Event

Menebar Kasih Sayang

4741 0 5 Juni 2020
Penulis
Tidak ada bio

Salah satu etika Islam yang paling prinsip adalah menebar kasih sayang (rahmat) yang mecakup segala bentuk tindakan yang bertujuan untuk menciptakan ketenangan, kedamaian, kemaslahatan dan kebagiaan dalam hidup. Segala prilaku baik yang memiliki efek positif, bukan hanya bagi diri sendiri, melainkan juga bagi orang lain, itu termasuk dalam kategori ini. Sikap perhatian dan empati terhadap orang-orang yang membutuhkan pertolongan dan menghindari diri dari prilaku lalim terhadap orang lain adalah contoh-contoh sikap kasih sayang yang sangat dianjurkan dalam Islam. Secara umum, Nabi Muhammad Saw pernah bersabda: “Orang-orang yang memiliki sifat kasih sayang itu disayangi oleh Allah Yang Mahakasih. Sayangilah penduduk bumi ini, maka kalian akan disayangi oleh mereka yang ada di langit!” (H.R. Abu Dawud). Dalam hadis lain, Nabi Saw bersabda: “Tidaklah kalian masuk surga kecuali kalian beriman kepada Allah dan tidaklah kalian beriman (secara sempurna) kecuali kalian saling menyayangi.” (H.R. Muslim).

Sikap kasih sayang ini telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad Saw dengan berbagai bentuknya. Sebagai contoh, Abu Hurairah bercerita bahwa ketika Nabi Saw sedang duduk-duduk bersama para sahabatnya, datanglah seorang lelaki dan berkata, “Wahai Rasulullah, celakalah saya.” Nabi bertanya, “Memang ada apa dengan dirimu?” “Saya menggauli istriku (di siang hari) ketika saya sedang berpuasa (di Bulan Ramadlan),” jawab lelaki itu. Nabi lalu bertanya, “Apakah Saudara mempunyai seorang budak yang bisa Saudara merdekakan?” “Tidak,” jawabnya singkat. “Apakah Saudara mampu berpuasa dua bulan berturut-turut?” tanya Nabi berikutnya. Lelaki itu menjawab, “Saya tidak mampu.” “Kalau begitu, apakah Saudara mampu memberikan makanan kepada enam puluh orang miskin?” tanya Nabi selanjutnya. Dia pun menjawab, “Tidak mampu.” Nabi diam sejenak dan tidak lama kemudian datanglah seseorang dengan membawa satu kerangjang buah kurma dan diberikannya kepada Nabi. Setelah itu, beliau mengatakan kepada lelaki itu, “Ambillah sekeranjang kurma ini dan sedekahkanlah kepada fakir miskin!” “Apakah saya harus bersedekah kepada orang-orang yang lebih fakir daripada saya? Demi Allah, di sekitar daerah ini tak satu keluargapun yang lebih fakir daripada keluargaku,” lelaki itu menimpali. Nabi lalu tersenyum hingga gigi-giginya terlihat dan mengatakan, “Berikanlah kurma itu kepada keluargamu!” (H.R. al-Bukhari). Cerita di atas menunjukkan sikap kasih sayang Nabi Saw dengan cara memberikan kemudahan kepada lelaki tersebut.  Allah Swt. berfirman: “Sesungguhnya Aku (Allah) tidaklah mengutusmu (Muhammad) kecuali sebagai kasih sayang untuk alam semesta.” (Q.S. al-Anbiya’: 107). Sikap kasih sayang Nabi Muhammad Saw ini harus kita teladani dalam kehidupan kita sehari-hari.

Saat ini Bangsa Indonesia dan bangsa-bangsa lain sedang menghadapi pandemi covid-19 yang berdampak pada kehidupan manusia. Gaya hidup umat manusia serta merta berubah. Dalam rangka mengehentikan laju penyebaran virus tersebut, pemerintah mengambil kebijakan-kebijakan tertentu yang di antarnya adalah keharusan melakukan social distancing dan bahkan Pembatasan Sosial Bersekala Besar (PSBB). Hal ini tentunya memiliki dampak ekonomi dan psikologis yang cukup signifikan. Banyak orang kehilangan pekerjaan dan tidak sedikit orang juga mengalami tekanan psikologis yang luar biasa. Dalam situasi yang semacam ini sikap kasih sayang dalam bentuk kepedulian sosial sangat dibutuhkan. Sikap menolong orang-orang yang sedang mengalami kesulitan dan gerakan empati terhapad orang-orang yang mengalami kesusahan harus dilakukan secara masiv dan sistematis. Nabi Saw bersabda, “Allah akan selalu memberikan pertolongan kepada seorang hamba selama orang tersebut mau menolong saudaranya.” (H.R. Muslim).

Sahiron Syamsuddin

UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

 

Komentar (0)

Tidak ada komentar